Cukup hanya Aku dan Allah yang
tahu…!
Hujan
dan senja selalu memberi efek memori yang cukup kuat. Meski tak cukup lama,
namun ia selalu hadir merefleksikan saraf-saraf otak untuk memberi kekuatan
mengingat hal-hal menarik ataupun tak menarik. Memang setiap harinya pasti
selalu ada cerita yang berwarna, seperti pelangi. Indah. Karena dengan warnanya
bisa merasakan harmoni kehidupan. Sehingga ada Seni kehidupan yang tak monoton.
Tinggi rendahnya suara kehidupan menambah indahnya melodi kehidupan. Suka, duka,
tawa, kesal, rindu, lelah, bosan, tak jarang menghampiri. Namun aku mempunyai
orang-orang hebat yang bisa saling bertegur sapa, saling mengingatkan dalam
kebaikan dan kesabaran. Ada ayah dan ibu yang selalu mendo’akan. Ada masalah
yang menguji kedewasaan dan keimanan. ada buku yang memberi banyak pengetahuan.
Juga ada al-Qur’an yang menjadi teman setia setiap saat yang menjadi peta
hidupku. Dan yang paling penting ada Allah yang selalu memberi kasih
sayang-Nya.
Di
penghunjung senja sore ini, Ingatan tertuju pada beberapa tahun silam. Memori
yang tak pernah terlupakan. Dari sana dapat hikmah yang luar biasa menguatkan
hati.
Ada
hal menarik hari itu, hari itu ada mata pelajaran bahasa inggris. Pelajaran
yang mungkin kurang aku sukai, karena disini di butuhkan keberanian yang cukup.
Ketika pelajaran dimulai, guru tersebut langsung menyuruh siswanya untuk
mengerjakan tugasnya kedepan. Sontak semua murid kaget, karena jarang sekali
ketika ada tugas harus dikumpulkan. Biasanya juga nanti dikumpulkan ketika akhir
semester. Ketika ada satu orang siswa perempuan yang jadi sasaran, terpaksa
siswi itu kedepan. Ketika di depan ia gelagapan tak bisa apa-apa, semua siswa
terpokus melihat dia. Ketika itu, guru tersebut mengajukan pertanyaan yang
cukup aneh, mungkin tak ada hubungannya juga dengan pembelajaran.
“udah berapa kali punya pacar neng?” ucap guru
itu. Siswa itu malah tersenyum seakan aneh dengan pertanyaan guru tersebut.
Tanpa menunggu jawaban dari siswa tersebut, guru itu mengajukan pertanyaan lagi
keseluruh siswa, “acungkan tangan siapa yang belum pernah pacaran?” sontak
semua murid tersenyum. hanya ada dua orang siswi yang mengacungkan tangannya.
Sebagian pandangan tertuju pada salah seorang siswi. Kompak semua diam dan pandangan
tertuju pada siswi tersebut ketika guru itu pun memandang siswi itu, dan
berkata “Tetap pertahankan keteguhanmu, Allah bersamamu. InsyaAllah kau akan
dapatkan yang terbaik”. Padahal tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut
siswi itu. Ia hanya tersenyum malu, karena semua pandangan tertuju padanya.
“kalian
itu masih remaja, jangan dulu mikirin masalah pacaran, jalan-jalan, main ga
karuan. Manfaatkanlah waktu hari ini dengan baik. jangan sampai kalian menyesal
di kemudian hari. Belajar yang baik. memang wajar kalian ada rasa suka atau
kagum terhadap lawan jenis, itu fitrah. Tapi jangan menjadikan alasan
kefitrahan itu untuk pacaran. Karena pada dasarnya kefitrahan itu ada ketika
kalian bisa menempatkannya sesuai porsinya. Pada tempat yang layak. Tidak perlu
di umbar, cukup dengan kalian terus menjaga diri dan akhlaq kalian dengan baik.
suatu saat nanti kalian pun akan dapatkan yang terbaik. Sesuai janji Allah. Bukankah
rasa suka dan kagum itu terlahir karena kebaikan orang yang kalian kagumi?
Jangan terlalu berharap lebih terhadap orang, karena ujungnya akan ada
kekecewaan. Berharaplah hanya pada Allah. Karena hanya pada-Nya kalian meminta.
InsyaAllah ia akan mengabulkan permintaan kalian jika memang itu yang terbaik
buat kalian.” seorang siswa nyeletuk,” Minta pacar yang sholeh dan cantik juga
bisa kan pak? He..”. guru tersebut melanjutkan,” minta apapun juga boleh. Tapi
tanggung kalau minta pacar. Pacar belum tentu menjadi istri. Jadi langsung aja
minta istri yang shaleh dan cantik. tapi kalian juga harus ingat, bahwa yang
baik, jodohnya buat yang baik juga. Dan kalian juga harus ingat, kecantikan
hati lebih utama daripada cantik rupa”.
“setuju
paaakk..” seorang siswa menimpali. “nah.. kalau kalian tetap ingin pacaran,
langsung aja nikah dari sekarang. Kalau sudah nikah ga akan mikirin lagi tugas
bahasa inggris dari bapa atau pun tugas sekolah yang lainnya. Tapi kalian harus
mikirin bagaimana menafkahi anak istri kalian. Berat yang mana? Bukannya bapa
menakut-nakuti kalian, tapi jadikan ini motivasi buat kalian. Sekarang kalian
belajar dengan baik”. semua siswa terdiam kagum.
Sungguh,
hari itu menjadi memori yang tak pernah terlupakan. Dari sana pun ada rasa suka
untuk semakin berani belajar bahasa inggris. Pun tertarik dengan ilmu
psikologi. Yang paling penting semakin kuat dan teguh menjaga izzah. Istiqamah
dimanapun berada. Karena Allah bersamamu.
Untuk
masalah hati, cukup aku dan Allah yang tahu. Karena tak ingin itu menjadi
penyakit yang mematikan bagi hati. Tak usah di umbar.tak usah jadi curhatan.
Biar Allah saja yang tahu. Biar Allah yang menjaganya, karena ia yang tahu
segalanya. Seperti kisah cinta Ali dan Fatimah. Hanya dirinya masing-masing dan
Allah yang tahu, bahkan syaiton pun tak tahu. Betapa hati-hatinya ia menjaga
izzahnya.
Penghujung senja_
0 komentar:
Posting Komentar