Selasa, 09 Oktober 2012


Khilaf, Benci dan Cinta

Seorang kawan, dalam do’a dan salamnya
Diberlalunya seperempat usia
Kembali mengenangkan sebuah kaidah
“bencilah kesalahannya, tapi jangan kau benci orangnya.”

Betulkah aku sudah mampu begitu
Pada saudara, pada keluarga
Pada yang dicintai?
Saat mereka terkhilaf dan disergap malu
Betulkah kemaafanku telah tertakdir
Mengiringi takdir kesalahan mereka?

Tapi itulah yang sedang diperjuangkan
Dalam tiap ukhuwah dan cinta
dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksi

Karena tahu, bahwa terhadap satu orang
Seelalu mampu membenci luputnya
Tapi tetap cinta dan sayang pada pelakunya
Itulh sikapku selalu, pada diri sendiri

Coba cerap lagi kata asy Syafi’i
“aku mencintai orang-orang shalih”
Begitu katanya
“meski aku bukanlah bagian dari mereka
Dan aku membenci para pemaksiatNya
Meski aku tak berbeda dengan mereka.”

Ya.. mungkin benar

Tapi dalam tiap ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan yang Allah jadi saksinya
Ingin  eloncatke hakikat yyang lebih tinggi

Karena tap orang beriman tetaplah rembulan
Memiliki sisi kelam,
Yang tak pernah ingin ditampakannya pada siapapun
Maka cukuplah bagiku
Memandang sang bulan
Pada sisi cantik yang menghadap kebumi

Tentu, tanpa kehilangan semangat
Untuk selalu berbagi dan sesekali merasai
Gelapnya sesal dan hangatnya nasihat
Sebagaimana sang rembulan
Yang kadang harus menggerhanai matahari

Salim A. Fillah

1 komentar:

Unknown mengatakan...

wooow kereeeen

Posting Komentar