Khilaf, Benci dan Cinta
Seorang kawan,
dalam do’a dan salamnya
Diberlalunya seperempat
usia
Kembali mengenangkan
sebuah kaidah
“bencilah
kesalahannya, tapi jangan kau benci orangnya.”
Betulkah aku
sudah mampu begitu
Pada saudara,
pada keluarga
Pada yang
dicintai?
Saat mereka
terkhilaf dan disergap malu
Betulkah kemaafanku
telah tertakdir
Mengiringi takdir
kesalahan mereka?
Tapi itulah yang
sedang diperjuangkan
Dalam tiap
ukhuwah dan cinta
dalam tiap ikatan
yang Allah jadi saksi
Karena tahu,
bahwa terhadap satu orang
Seelalu mampu
membenci luputnya
Tapi tetap cinta
dan sayang pada pelakunya
Itulh sikapku
selalu, pada diri sendiri
Coba cerap lagi
kata asy Syafi’i
“aku mencintai orang-orang
shalih”
Begitu katanya
“meski aku
bukanlah bagian dari mereka
Dan aku membenci
para pemaksiatNya
Meski aku tak
berbeda dengan mereka.”
Ya.. mungkin
benar
Tapi dalam tiap
ukhuwah dan cinta
Dalam tiap ikatan
yang Allah jadi saksinya
Ingin eloncatke hakikat yyang lebih tinggi
Karena tap orang
beriman tetaplah rembulan
Memiliki sisi
kelam,
Yang tak pernah
ingin ditampakannya pada siapapun
Maka cukuplah
bagiku
Memandang sang
bulan
Pada sisi cantik
yang menghadap kebumi
Tentu, tanpa
kehilangan semangat
Untuk selalu
berbagi dan sesekali merasai
Gelapnya sesal
dan hangatnya nasihat
Sebagaimana sang
rembulan
Yang kadang harus
menggerhanai matahari
Salim A. Fillah
1 komentar:
wooow kereeeen
Posting Komentar