Kamis, 11 April 2013

Dua Mujahid Afra’



Ummul mujahidin. Begitulah ia dikenal. Dia adalah Afra’, seorang ibu yang mempunyai dua putra yang ingin berkiprah daam perang Badar. Padahal, putranya itu masih kecil-kecil. Begitulah, kecil-kecil jadi mujahid.
Afra’ mendorong kedua anaknya yang masih belia terjun kedalam kancah jihad fisabilillah dan membea agama Allah dan Rasul-Nya. Kedua anakna, Auf dan Mua’dz, ikut berjihad daam perang Badar. Abdurrahman bin Auf memaparkan peran keduanya.
Dalam perang Badar, saya berdiri dalam pasukan kaum muslimin, saya melihat ke kiri dan ke kanan dan mendapati dua anak muda dari kaum Anshar. Saat itu saya berangan-angan, “ah.. seandainya saya lebih kuat dari kedua anak itu.”
Salah seorang dari keduanya memberi isyarat dengan tatapan matanya kepada saya, lalu berkata dengan nada perlahan agar saudaranya tidak mendengar ucapannya.
“paman, tahukah paman orang yang bernama Abu Jahl bin Hisyam?”
“apa urusanmu dengannya?”
“saya tahu,” jawabannya, “Abu Jahal sangat besar gangguan dan permusuhannya terhadap Rasulullah saw. Dan saya telah berjanji kepada Allah utuk membunuhnya atau saya terbunuh olehnya!”
Abdurrahman bin Auf berkata, “saya benar-benar kagum kepadanya. Dan tiba-tiba temannya yang lain juga member isyarat dengan sorot matanya kepada saya kemudian bertanya kepada saya dengan suara lirih seperti saudaranya tadi. Saat itu saya membayangkan,”ah… seandainya saya lebih kuat dari kedua ank tersebut.” Kemudian kutunjukan Abu Jahal kepada keduanya. Selanjutnya keduanya melesat seperti burung elang menuju Abu Jahal dan mengeroyokny hingga Abu Jahl tersungkur meregsng maut.
Lalu kedua anak tersebut berlari ke arah Rasulullah dan mengabarkan karya besar mereka, membunuh dedengkot orang kafir. Rasulullah pun bertanya kepada keduanya, “siapa diantara kalian yang telah berhasil membunuhnya?” masing-masing menjawab,”saya yang telah membunuhnya,””saya yang telah membunuhnya.” Lalu Nabi pun bertanya lagi, ”sudahkan kalian membersihkan pedang kalian?” “Belum”, jawab mereka. Beliau melihat pedang mereka berdua, “kalian berdua telah membunuhnya.”
Janji adalah energy. Kekuatannya dahsyat merasuk ke dalam hati. Sebab, ia mengikat untuk diikuti dan dipatuhi. Tak mau melanggar apalagi menghianati. Janji, apabila benar-benar dihayati sungguh akan mampu mengubah diri, meningkatkan kepercayaaan diri dan mengantarkan kepada kesyahidan di jalan Allah Rabbul ‘Izzati. (Solikhin Abu Izzudin)

Dalam riwayat disebutkan bahwa dua mujahid kecl itu adalah Mu’adz bin Amru bin Jamuh dan Mu’awwadz bin Afra’.



0 komentar:

Posting Komentar